KEHIDUPAN YANG SULIT
Disebuah daerah, seorang anak laki-laki berusia sekitar tujuh tahun yang hanya memakai celana selutut dengan baju yang diikatkan dipinggang, dan tanpa mengenakan sandal, sedang terdiam melirik kesana-kemari. Ia sedang memperhatikan penjual yang tengah memasak makanan jualannnya. Ramai
pembeli yang mengerumuni pedagang tersebut, anak laki-laki itu menghampiri dan memandang makanan yang tengah dibungkus oleh penjual untuk pelanggan. Saat tengah asik memperhatikan makanan, ia mendapatkan pengusiran dari pemilik
dagangan tersebut. Terlukis kesedihan diwajah anak itu, sepertinya ia ingin membeli makanan tersebut, namun tidak mampu.
Setelah diusir, anak itu menyebrangi jalan, kemudian terduduk ditrotoar jalan sambil melamun dan memandang langit. Saat tengah asik melamun, ia melirik ke penjual makanan tadi, dan ia melihat satu buah makanan terjatuh kejalan. Ia menyebrangi jalan lagi dan kemudian memungut makanan tersebut dan membawanya. Anak itu kemudian mengambil kertas yang ditempel di tembok
rumah yang entah milik siapa, dan menjadikannya bungkus makanan tersebut.
Setelah selesai membungkus makanannya, anak itu berjalan dan duduk untuk menikmati makanan tersebut. Saat akan menikmati makanannya, ia terlihat seperti teringat sesuatu. Kemudian ia berdiri dari duduknya dan mulai berjalan sambil mengenakan bajunya dan berlari. Ternyata, anak itu pulang ke rumahnya dan menghampiri seorang anak kecil perempuan yang sepertinya adalah adiknya.
Anak tersebut memberikan makanannya dan menyuapinya dengan tulus, dan ia meneteskan air mata yang kemudian diusap oleh adiknya tersebut.
Dari cerita film ini, pesan yang dapat kita ambil adalah kita harus selalu ingat bahwa diluar sana banyak sekali orang yang lebih kekurangan dibanding kita. Kita harus bersyukur atas apa yang kita miliki saat ini. Dan jika kita menemukan orang yang kesusahan, hendaklah kita menolongnya semampu kita, tanpa memandang latar belakang mereka.
Tulisan ini adalah tulisan dari tugas ke-4 dari mata kuliah Teknik Penulisan Karya Ilmiah.